Pemilu 2024 mendatang bakal didominasi oleh pemilih muda atau mereka yang berusia maksimum 40 tahun pada hari pemungutan suara di tanggal 14 Februari 2024. Hajat politik lima tahun ini dipandang akan menjadi momen krusial bagi kalangan pemilih muda untuk menentukan laju masa depan bangsa Indonesia.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara pemilu (KPU) mengingat tingkat partisipasi pada pemilu 2019 mampu mencapai angka 81 persen.
Dalam konteks pemilihan legislatif di Indonesia, pemilih pemula sering kali menghadapi tantangan dalam memahami dan memilih calon legislatif yang tepat. Salah satu hal yang penting untuk dipahami oleh pemilih pemula adalah konsep Dapil atau Daerah Pemilihan. Dapil merupakan pembagian wilayah yang digunakan untuk menentukan perwakilan rakyat di tingkat daerah.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum Tahun 2024, Dapil dan jumlah kursi anggota DPR sebanyak 84 Dapil dan 580 Kursi, DPRD Provinsi sebanyak 301 Dapil dan 2.372 Kursi, dan DPRD Kabupaten/Kota sebanyak 2.325 Dapil dan 17.510 Kursi, sehingga total keseluruhan 2.710 Dapil dan 20.462 Kursi.
Ada banyak peran yang dijalankan oleh Dapil sehingga penting bagi pemilih pemula untuk mengetahuinya.
1. Memahami Pemilihan Calon Legislatif.
Dapil membantu pemilih pemula untuk memahami calon-calon legislatif yang akan dipilih. Dengan mengetahui Dapil, pemilih dapat mengetahui daftar calon yang mewakili wilayah tersebut. Pemahaman tentang calon-calon dari Dapil yang sama dapat membantu pemilih pemula untuk memilih calon yang paling mewakili aspirasi dan kepentingan wilayahnya.
2. Memperkuat Partisipasi Politik.
Mengetahui Dapil dapat mendorong pemilih pemula untuk aktif dalam proses politik. Dengan mengetahui wilayah Dapil, pemilih dapat lebih terlibat dalam berbagai kegiatan politik, seperti menghadiri kampanye atau diskusi publik yang melibatkan calon-calon dari Dapil tersebut. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman politik pemilih dan mendorong partisipasi yang lebih aktif dalam pemilihan.
3. Memahami Isu Lokal.
Dapil sering kali mencakup wilayah yang memiliki isu-isu lokal yang berbeda. Mengetahui Dapil membantu pemilih pemula untuk memahami isu-isu yang relevan dan penting bagi wilayahnya. Dengan memahami isu-isu lokal, pemilih dapat membuat keputusan yang lebih informasi dan akurat saat memilih calon legislatif yang mampu mengadvokasi dan mengatasi masalah-masalah yang ada di wilayahnya.
4. Mempengaruhi Kebijakan dan Pembangunan.
Pemilih pemula yang mengetahui Dapil dan memilih calon yang tepat memiliki kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan dan pembangunan di wilayahnya. Calon legislatif terpilih dari Dapil yang kuat dapat berperan dalam merumuskan dan mengadvokasi kebijakan yang berdampak langsung pada wilayah tersebut. Dengan demikian, pemilih pemula dapat berkontribusi dalam pembangunan dan perubahan positif di tingkat lokal.
5. Membangun Kesadaran Politik.
Mengetahui Dapil membantu pemilih pemula untuk membangun kesadaran politik yang lebih baik. Dengan memahami sistem pemilihan dan peran Dapil, pemilih dapat mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang proses politik dan pentingnya keikutsertaan aktif dalam demokrasi. Pemahaman ini dapat membantu pemilih pemula untuk menjadi warga negara yang lebih berpartisipasi dan bertanggung jawab.
Oleh karena itu, penting bagi pemilih pemula untuk mempelajari dan memahami Dapil sebelum terlibat dalam proses pemilihan legislatif 2024 mendatang. Dengan pemahaman yang baik tentang Dapil, pemilih pemula dapat membuat keputusan yang lebih baik, ikut menaikkan tingkat partisipasi pemilu dan berkontribusi dalam pembangunan wilayah serta mempengaruhi kebijakan yang relevan dengan kepentingan wilayahnya.
Comments