top of page

7 Syarat Seorang Pemimpin Menurut Kitab Al-Ahkamu Sulthaniyah Karya Al Mawardi

Diperbarui: 7 Apr 2022




DPP Partai NasDem Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik bersama Tim Perpustakaan Panglima Itam NasDem Tower menyelenggarakan Bahtsul Kutub, untuk membedah dan memahami lebih dalam kandungan Kitab Al-Ahkamu Sulthaniyah karya Al Mawardi. Kegiatan berlangsung secara hybrid dan disiarkan langsung dari Panglima Itam Library of NasDem, Selasa (5/4).


Pada pertemuan perdana, acara Ngaji Kitab Kuning ini dihadiri oleh Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Dr. Komaruddin Hidayat yang menjadi pembicara utama, dengan topik ‘Prinsip-Prinsip Memilih Pemimpin Politik.’



Diskusi berlangsung dalam suasana yang hangat, namun pembahasan berjalan secara tajam dan mendalam, berkat kepiawaian Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik DPP NasDem, Ahmad Baidhowi AR yang memandu acara.



Mengawali pemaparan materinya, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat menuturkan bahwa sedikitnya ada tujuh syarat untuk menjadi seorang pemimpin pada konteks era kejayaan Dinasti Abbasiyah atau di kenal The Golden Age of Islam.


“Seorang pemimpin menurut al-Mawardi harus memenuhi tujuh syarat yaitu, pertama, adil, kedua, memiliki perpektif ilmu yang luas untuk pembelaan terhadap aspek masyarakat, ketiga, sehat panca indra, keempat, sehat badan (jasmani), kelima, pandai mengendalikan urusan rakyat, keenam, berani dan tegas serta punta integritas membela rakyat, dan menjaga wibawa wilayah dan Negara dan ketujuh, memiliki nashab Quraisy,” terangnya.


Menurutnya, dalam proses pencarian pemimpin politik diperlukan adanya suatu badan independen dan terpercaya, untuk mewakili dan memastikan masyarakat memiliki pemimpin yang ideal untuk dipilih. Sebagai institusi partai politik, NasDem dianggapnya juga tentu dapat memastikan calon pemimpin yang diusung memiliki 7 persyaratan yang diutarakan Al Mawardi dalam kitabnya.


“Harus ada satu kelompok independen yang punya wawasan pengetahuan dialah yang menjadi Steering Commite, formatur panitia yang bisa menentukan dan memilih semacam KPU atau lembaga institusi yang bisa menyaring pemilihan pemimpin di Indonesia. Mungkin di situ ada DPR, MPR, KPU, kalau di partai politik ada Majelis Partai. Manusia itu bisa saja lupa, sehingga (pemimpin) mesti diingatkan dan harus ada yang melakukan proses check and balance,” kata Prof. Komaruddin.


Lebih jauh kata Prof. Komaruddin diperlukan adanya partai politik yang mampu menjaga kepercayaan masyarakat. Pasalnya, akan muncul persoalan ketika partai bukan loyal pada rakyat, namun malah berselingkuh dengan para pemilik modal, karena partai itu mahal biayanya. Prof Komaruddin pun mengapresiasi adanya forum diskusi dalam mengkaji kitab kuning yang dilakukan NasDem selama Ramadan ini.


“Harus dipikirkan dan dilakukan perubahan agar bagaimana mengembalikan partai politik ini menjadi suara rakyat, sehingga putra-putri tebaik yang nanti memimpin rakyat ialah sosok yang memang dipilih dan dikawal oleh rakyat melalui partai politik. Pemerinta adalah anak kandung rakyat, dan partai politik harus bisa menampung suara rakyat," sambungnya.

Prof. Komaruddin mengajak semua pihak untuk terus menumbuhkan semangat keadilan dan terus mau belajar. Ia menilai bahwa karakter ideal pemimpin Islam menurut al-Mawardi dapat meliputi aspek adil, memegang hukum, toleransi, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai pandangan maju, mempunyai keberanian dan kekuatan serta mempunyai kemampuan dan wibawa.


“Parpol untuk orang yang baik dan berpengetahuan. Karena politik ini adalah satu ilmu & satu seni yang mengatur jalannya masyarakat, dan semua ilmu itu di bawah komando parpol. Mengapa kata Al Mawardi pemimpin itu harus kuat pengetahuannya? Karena dia nantinya akan memimpin masyarakat banyak, termasuk orang pintar di dalamnya. Bayangkan ketika imam atau pemimpin tidak memliki kemempuan seperti itu, apa jadinya?” pungkasnya.


Hadir pula dalam pertemuan perdana acara Ngaji Kitab Kuning ini Ketua Mahkamah Partai NasDem, Saur Hutabarat, serta sejumlah pengurus DPP NasDem seperti A. Effendy Choirie alias Gus Choi, dan Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI, Lutfi Andy Mutty.


Acara diakhiri dengan buka puasa bersama di Mezanine, NasDem Tower.



463 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page