top of page

Bagaimana Nasib Udara Kita?



Buruknya kualitas udara di Jakarta menyita perhatian Presiden Joko Widodo. Dirinya secara khusus memerintahkan jajarannya mengambil langkah jangka pendek, menengah dan panjang untuk mulai memperbaiki kualitas udara di Jakarta pada rapat terbatas, Senin (14/8/2023) lalu.


Udara Jakarta memang sudah kelewat batas. Puncaknya pada Rabu siang (14/6) lalu pukul 13.00 WIB terpantau data Air Quality Index (AQI) menyebutkan kualitas udara di Jakarta menunjukkan 153 yang berarti tidak sehat. Sedangkan kualitas udara baik berkisar antara 0-50. Sangat jauh bedanya.


Dalam situs pemantau kualitas udara IQAir, kualitas udara yang buruk di Jakarta disebabkan oleh polutan utama yakni PM 2.5 dengan nilai konsentrasi 59.1 µg/m³ (mikrogram per meter kubik). Kemudian sulfur dioksida (SO2) dengan jumlah 15.3 µg/m³.


Dalam rapat terbatas tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, sektor transportasi merupakan pengguna bahan bakar paling besar di Jakarta yang berkontribusi 44% dari penggunaan bahan bakar di Jakarta, diikuti industri energi 31%, lalu manufaktur industri 10%, sektor perumahan 14%, dan komersial 1%.


Dari sisi penghasil emisi karbon monoksida (CO) terbesar, disebutkan disumbang dari sektor transportasi sebesar 96,36% atau 28.317 ton per tahun, disusul pembangkit listrik 1,76% 5.252 ton per tahun dan industri 1,25% mencapai 3.738 ton per tahun.


Sepeda motor merupakan menghasilkan beban pencemaran per penumpang paling tinggi dibanding mobil pribadi bensin, mobil pribadi solar, mobil penumpang, dan bus. Dengan populasi mencapai 78% dari total kendaraan bermotor di DKI Jakarta sebanyak 24,5 juta kendaraan, dengan pertumbuhan 1.046.837 sepeda motor per tahun.


Lantas, mengapa anak muda penting banget peduli terhadap kualitas udara? Terus, sebagai anak muda, bagaimana cara kita berkontribusi mengurangi polusi yang berdampak buruk untuk kesehatan ini?


Langkah pertama, adalah dengan menumbuhkan kesadaran dalam diri bahwa udara yang buruk itu akan membawa dampak buruk bagi kehidupan kita. Bukan hanya saat ini tapi juga jangka panjang. Termasuk ke anak cucu kita nanti.


Jika sudah timbul kesadaran dalam diri bahwa buruknya kualitas udara akan berdampak jangka panjang kepada orang-orang terdekat kita, maka kita harus melakukan tindakan nyata untuk bersama mengurangi polusi.


Mengurangi bepergian menggunakan kendaraan bermotor adalah solusi paling nyata, paling mudah, dan sangat realistis. Karena polusi dari kendaraan bermotor punya sumbangan besar terhadap kotornya udara.


Kalau terpaksa harus bepergian, gunakanlah kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda untuk jarak moderat, dan transportasi umum kalau jaraknya cukup jauh.


Untuk konteks di rumah, kita bisa berkontribusi mengurangi polusi udara dengan menghemat pemakaian daya listrik. Mematikan lampu yang tidak perlu, mengurangi durasi nonton TV, atau juga bisa menggunakan air secukupnya.


Dari sisi konsumsi sehari-hari, membeli produk daur ulang adalah langkah yang tak kalah penting dalam mengurangi polusi. Karena, proses pembuatan barang baru itu lebih banyak memakan energi ketimbang bahan lama.


Setiap tahap pembuatan suatu barang, disertai dengan emisi, bahan kimia gas rumah kaca, dan polutan lainnya. Dengan menggunakan produk daur ulang, penggunaan energi dan polusi tentu saja bisa berkurang.


Selain itu, menanam pohon juga menjadi langkah baik. Sekecil apapun pohon yang kita tanam, akan berdampak baik terhadap pengurangan polusi. Tak hanya itu, pohon juga akan memberikan udara yang segar.


Penelitian dari University of Southampton menunjukkan bahwa pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan setiap tahunnya. Selain membawa hawa segar, pohon juga mampu menghilangkan partikel, menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin.

3 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page