Tahun 2021 adalah tahun kedua pandemi. Meski secara umum manusia sudah lebih siap dari tahun sebelumnya, dampak dari pandemi masih mengimbas ke sektor-sektor lain, termasuk sektor politik. Ragam kekerasan masih terjadi karena perbedaan ideologi, konflik sosial, konflik kepentingan dengan titik akhir marjinalisasi. Di tengah jerit kelompok yang tak henti mencari keadilan, sebagian dari kita justru berteriak untuk amandemen konstitusi yang nyatanya bukan representasi suara publik. Hak Asasi Manusia (HAM) terabaikan karena kepentingan politik.
Namun nada optimis dan pesimis bermunculan, apalagi jika mengingat janji politik pemerintahan Jokowi-Ma’ruf yang bertekad mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong.
“Sengaja hari ini kita mulai dengan satu isu atau agenda mengajak kita semua untuk memulai tahun 2022 dengan melihat kembali pekerjaan-pekerjaan rumah masih kita miliki dan harus dilanjutkan pekerjaan-pekerjaan rumah tersebut tentu banyak berhubungan dengan antara lain agenda politik yang memang harusnya menjadi perhatian kita bersama dan harus kita kawal” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam sambutannya secara virtual bertema Menuntaskan Agenda Politik di 2022 yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 edisi ke 86 dan juga edisi pertama di tahun 2022.
Menanggapi perihal agenda politik di 2022 Lathifa Al Anshori selaku Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP Partai NasDem dalam pandangannya memberikan tiga hal yang menjadi sudut pandang generasi milenial dan generasi Z.
Hal yang pertama manjadi sorotan anak muda adalah politik identitas dan politik uang. Banyak anak muda sudah peka dengan borosnya anggaran saat mengikuti kegiatan politik sehingga mereka bertanya-tanya tentang politik uang itu, lalu dengan adanya identitas politik mereka anak muda bisa menggunakan identitasnya sebagai orang dalam komunitas tertentu untuk mendapatkan massa. Namun, Lathifa juga mengingatkan hal ini bisa menjadi pisau bermata dua.
Selanjutnya, Lathifa memberikan tanggapan tentang oligarki politik yang berkaitan dengan tema melalui kacamata anak-anak muda. Menurut mereka jika ingin masuk ke politik harus memiliki koneksi, tidak dianggap dan juga tidak bisa diperlakukan sama rata inilah yang menjadi ketakutan bagi anak-anak muda yang ingin masuk ke dunia politik. Dibalik ketakutan itu Lathifa memberikan solusi pada pertemuan virtual ini.
“Sudah ada Partai NasDem yang saya kira mempunyai konsep restorasi kepada anak muda secara luas, namun memang memperluasnya ke seluruh negeri ini perlu diadakannya sistem politik yang tertata secara professional dan mindful untuk politisi muda dan pemula” jelas Lathifa.
Lathifa juga menjelaskan cara membangun mentorship dengan para politisi muda dan pemula yaitu dengan cara menjadi mentor orang-orang yang sudah memiliki jabatan untuk memberikan pengalamannya kepada politisi muda dan pemula itu.
Pada tanggapan yang menjadi penyambung tema tersebut, menurut Lathifa tahun 2022 ini bisa menjadi jembatan politik yang konkrit karena menjadi modal untuk tahun 2023 yang nantinya akan menjadi hasil pemenangan di tahun 2024. Dirinya juga menjelaskan suara generasi milenial dan generasi Z menjadi tulang punggung, karena mereka mayoritas dengan komposisi 58% dari pemilih.
Bagi Lathifa sudah banyak kegiatan pemerintah yang menitik beratkan kepada generasi milenial dan generasi Z dan hal ini sangat perlu hingga sampai ke pedesaan tidak hanya diperkotaan saja, namun sangat disayangkan program yang banyak tanpa adanya motivasi anak mudanya tidak akan sesuai agenda yang telah dibuat.
Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pemilih Pemula dan Milenial ini juga beranggapan bahwa di sisi pelayanan publik perlu adanya modernisasi karena digital native (orang yang lahir di lingkungan era digital) saat ini sudah menjadi dewasa seperti contohnya pelatihan dalam pelayanan customer service digital. Serta yang terakhir anggapan Lathifa tentang RUU TPKS menjadi isu yang dipedulikan oleh anak-anak muda saat ini tidak hanya dikalangan perempuan saja, namun pada laki-laki yang saat ini juga sudah peka terhadap isu kekerasan seksual ini.
“Saya perhatikan dalam satu tahun ini belakangan ini anak-anak muda tidak hanya anak perempuan, saya liat bahkan mayoritas anak laki-laki sudah tertarik tentang isu kekerasan sosial ini. Ini adalah kabar baik menurut saya bagi kita, angin segar” pungkas Lathifa.
Diskusi yang dipandu Drs. Luthfi A. Mutty, M.Si (Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI) itu, menghadirkan Dr. Lestari Moerdijat, S.S, M.M (Wakil Ketua MPR RI) sebagai pengantar, Irma Suryani Chaniago (Anggota DPR RI, F- NasDem), Airlangga Pribadi, Ph.D (Pakar Politik FISIP UNAIR/ Panitia Seleksi Anggota KPU RI 2022-2027), Dr. Atang Irawan, S.H, M.Hum (Pakar Hukum Tata Negara) dan Arya Fernandes (Ketua Departemen Perubahan Sosial dan Politik, CSIS) sebagai narasumber, serta Lathifa Al Anshori dan Arie Putra (Founder Total Politik) sebagai penanggap.
Forum ini bisa kalian saksikan keseruannya di : https://www.youtube.com/watch?v=NOndzgQa8tc&t=6386s dan video lainnya di channel Youtube Rerie Lestari Moerdijat.
#Webinar#ForumDiskusiDenpasar#RerieLestariMoerdijat#NgobrolPolitik#LathifaAnshori#PendidikanPolitik#NasDemMuda#MudaNasDem#NasDemMilenial#MilenialNasDem#Milenial#AnakMuda#AnakMudaIndonesia#RestorasiIndonesia#GerakanPerubahan#DPPPartaiNasDem#MPRRI#AgendaPolitik2022#BelajarPolitik2022
Comments